BAB II
Tahap – Tahap Evaluasi
A.
Evaluasi Proses
Pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran
merupakan tahap yang perlu dilakukan
oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut
juga sebagai refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan
dan kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007
tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan
untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian
hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.
Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses
b.
Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru
Dalam melakukan evaluasi proses
pembelajaran seorang guru dapat melakukannya dengan berbagai cara yaitu sebagai
berikut [1]:
1.
Evaluasi Diri
Evaluasi proses pembelajaran dapat
dilakukan oleh guru yang bersangkutan secara mandiri. Guru dapat menuangkan
evaluasi yang telah dilakukannya dalam jurnal refleksi pembelajaran. Guru dapat
mengisi jurnal ini pada setiap pelajaran yang telah diberikan/ diajarkan atau
selama guru tersebut melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru Jurnal merekam renungan dan refleksi dari pikiran, seperti:
a.
Apa yang saya ajarkan hari ini?
b.
Apa yang masih membingungkan bagi siswa?
c.
Apakah saya menemukan masalah dan isu yang tidak diharapkan?
d.
Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya sampaikan?
e.
Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya sampaikan?
f.
Apakah siswa saya dapat menerima materi yang saya ajarkan?
g.
Apakah saya telah membelajarkan siswa?
h.
Bagaimana saya memperbaiki teknik pembelajaran?
i.
Apa yang ingin dan perlu kuketahui lebih banyak lagi?
j.
Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya?
k.
Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?
2.
Evaluasi Kolaboratif
Guru dapat melakukan evaluasi proses
pembelajaran secara kolaboratif. Kolaborasi dapat dilakukan dengan rekan guru
atau siswa.
3.
Dokumentasi Proses Pembelajaran
Dalam evaluasi proses pembelajaran,
yang perlu diperhatikan juga adalah mendokumentasikan berbagai hal yang
menyangkut proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu di dokumentasikan adalah:
a.
dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b.
dokumen hasil diskusi, kliping, laporan hasil analis terhadap suatu masalah
yang menunjukkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c.
dokumen pemanfaatan berbagai fasilitas yang menunjukkan di fungsikannya
sumber-sumber belajar
d.
dokumen yang menunjukkan adanya kegiatan mengunjungi perpustakaan,
mengakses internet, kelompok ilmiah remaja, kelompok belajar bahasa asing
(bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jepang, bahasa mandarin, bahasa perancis,
dan lain-lain), mengunjungi sumber belajar di luar lingkungan sekolah (museum,
kebun raya, pusat industri, dan lain-lain) yang menunjukkan adanya program
pembiasaan mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber
belajar
e.
dokumen pemanfaatan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas seperti
kebun untuk praktek biologi, daur ulang sampah, kunjungan ke laboratorium alam,
dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk memanfaatkan
lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
f.
dokumen kegiatan pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran
lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, ketrampilan membuat barang seni,
karya teknologi tepat guna dan lain sebagainya yang menunjukkan adanya
pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
g.
dokumen kegiatan megunjungi pameran lukisan, konser musik, pagelaran tari,
musik, drama, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman
mengapresiasikan karya seni dan budaya
h.
dokumen kegiatan mengikuti pertandingan antar kelas, tingkat kabupaten /
provinsi / nasional yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk
menumbuhkan sikap kompetitif dan sportif.
i.
dokumen pembiasaan dan pengamalan ajaran agama seperti aktivitas ibadah
bersama, peringatan hari-hari besar agama, membantu warga sekolah yang
memerlukan
j.
dokumen penugasan latihan ketrampilan menulis siswa, seperti: hasil
portofolio, buletin siswa, majalah dinding, laporan penulisan karya tulis,
laporan kunjungan lapangan, dan lain-lain
k.
dokumen laporan kepengawasan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kepala
sekolah
B.
Pelaksanaan Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan
suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada
umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
1. Peserta akan mempunyai perspektif
terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;
2. Mereka mendapatkan bahwa perilaku
yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga
sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang
dengan tingkah laku yang diinginkan.
Dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran perlu berpegang pada prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi yang
benar. Prinsip utama yang perlu diperhatikan adalah harus sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Selain itu, juga perlu membeprtimbangkan
beberapa aturan yang baik, yakni [2]:
1. Dalam mengikuti evaluasi, siswa di
usahakan memiliki persiapan baik secara fisik maupun psikis
2. Situasi dan kondisi tempat
pelaksanaan evaluasi harus tenang dan mendukung
3. Manajemen pelaksanaan evaluasi harus
mendukung, baik dari sisi evaluator maupun administrasinyaan secar objektif,
dalam arti baik peserta tes maupun evaluator bisa melaksanakan kejujuran.
4. Dilakukan secara objektif, dalam
arti baik peserta tes maupun evaluator bisa melaksanakan kejujuran.
Pada tahap ini kegiatan guru adalah
melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur
kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena
evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan
pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
Moekijat (seperti dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut:
“(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS)”
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
“(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS)”
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
1. Memiliki validitas (mengukur atau
menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi
dasar dan materi standar yang telah dikaji);
2. Mempunyai reliabilitas (keajekan,
artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites
kembali dengan tes yang sama);
3. Menunjukkan objektivitas (dapat
mengukur apa yang sedang diukur, disamping perintah pelaksanaannya jelas dan
tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan
maksud tes);
4. Pelaksanaan evaluasi harus efisien
dan praktis.
C.
Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
Prosedur evaluasi yaitu terdiri atas[3]:
1.
Perencanaan Evaluasi
Langkah
pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat
perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah
selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara
menyeluruh. Implikasinya adalah
perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan
komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah
kita dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku atau indikator yang akan
dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan
serta dapat menggunakan waktu yang tepat. Dalam perencanaan penilaian hasil
belajar ada beberapa faktor, yaitu :
a.
Menentukan tujuan
Tujuan evaluasi proses pembelajaran
dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Secara umum tujuan
evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1)
Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh guru efektif,
(2) Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru efektif, (3) Apakah cara
mengajar guru menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah
diikuti dan berdampak siswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas, (4)
Bagaimana persepsi siswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai, (5) Apakah siswa antusias untuk mempelajari
materi sajian yang dibahas, (6) Bagaimana siswa mensikapi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru, (7) Bagaimanakah cara belajar siswa mengikuti
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru[4].
b.
Menyusun Kisi-kisi
(Layout/Blue-Print/Table of Specification)
Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas dan komponen
matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan sesuai dengan
kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsi adalah sebagai pedoman bagi guru
untuk membuat soal menjadi tes. Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah
:
a) Mewakili isi kurikulum yang akan
diujikan.
b) Komponen-komponennya rinci, jelas,
dan mudah dipahami.
c) Soal-soalnya dapat dibuat sesuai
dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan[5].
Contoh Kisi-kisi Soal :
Nama Madrasah
:……………………
Program/Jurusan
: ……………………
Mata Pelajaran
: ……………………
Semester / Tahun
: ……………………
Kurikulum Acuan
: ……………………
Alokasi Waktu
: ……………………
Jumlah Soal
: ……………………
Standar Kompetensi : ……………………
Kompetensi
Dasar
|
Materi
(PB/SPB)
|
Indikator
|
Bentuk Soal *)
|
Nomor Urut Soal
|
*) Apabila bentuk soal yang
digunakan hanya satu, sebaiknya dimasukkan ke komponen identitas.
Untuk menyusun kisi-kisi ini,
sebelumnya guru harus mempelajari silabus mata pelajaran, karena tidak mungkin
kisi-kisi dibuat tanpa adanya silabus. Dalam silabus biasanya sudah terdapat
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan urutan materi yang telah disampaikan.
Guru tinggal merumuskan indikator berdasarkan sub topik/sub pokok bahasan.
Indikator adalah rumusan pernyataan yang menggunakan kata kerja operasional
sesuai dengan materi yang akan diukur. Ciri-ciri indikator adalah :
1. Mengandung satu kata kerja
operasional yang dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable)
2. Sesuai dengan materi yang hendak
diukur.
3. Dapat dibuatkan soalnya sesuai
dengan bentuk yang telah ditetapkan.
Contoh :
1. Menjelaskan peranan orang tua dalam
keluarga.
2. Menyebutkan lima faktor yang
mempengaruhi pendidikan dalam keluarga.
3. Membedakan antara halal dan haram.
Untuk itu, guru harus memperhatikan
domain dan jenjang kemampuan yang akan diukur, seperti : recall,
konperhensi, dan aplikasi. Kemampuan recall berkenaan dengan aspek-aspek
pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta, konsep, metode dan
prinsip-prinsip. Sedangkan kemampuan konperhensi berkenaan dengan kemampuan
antara lain : menjelaskan / menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan fakta
(grafik, diagram, tabel, dll), mentransferkan pernyataan dari suatu bentuk ke
dalam bentuk yang lain, misalnya dari pernyataan verbal ke dalam bentuk rumus,
memperkirakan akibat dari suatu situasi. Kemampuan aplikasi meliputi kemampuan
antara lain : menerapkan hukum-hukum, prinsip-prinsip atau teori-teori dalam
suasana yang sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat grafik, diagram, dll,
mendemontrasikan penggunaan suatu metode, prosedur, dll.
Setelah menyusun kisi-kisi, kemudian
guru membuat soal yang sesuai dengan kisi-kisi, menyusun lembar jawaban siswa,
membuat kunci jawaban, dan membuat pedoman pengolahan skor. Selanjutnya,
melaksanakan uji-coba.
c. Uji Coba
Jika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik, maka perlu
diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal
mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik
adalah soal yang sudah mengalami beberpa kali uji coba dan revisi, yang
didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini dimaksudkan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal
2.
Menentukan desain evaluasi
Desain evaluasi proses pembelajaran
mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi
proses pembelajaran berbentuk matriks dengan kolom-kolom berisi tentang: No.
Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator,metode yang mencakup teknik dan
instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah guru
mata pelajaran yang bersangkutan.
3.
Penyusunan instrumen evaluasi
Langkah-langkah penyusunan instrumen
adalah :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai
dengan instrumen yang akan disusun.
2) Membuat kisi-kisi yang mencanangkan
tentang perincian variabel dan jenis instrument yang akan digunakan untuk
mengukur bagian variabel yang bersangkutan.
3) Membuat butir-butir instrument
evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan
4) Menyunting instrumen evaluasi
pembelajaran yang meliputi: mengurutkan butir menurut sistematika yang
dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk
pengisian dan indentitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian
instrument.
Instrumen evaluasi proses
pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi
judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan informasi
tentang kegiatan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru dapat digunakan oleh guru sendiri atau oleh siswa untuk saling mengamati,
dan (2) Kuesioner yang harus dijawab oleh siswa berkenaan dengan strategi
pembelajaran yang dilaksanakan guru, metode dan media pembelajaran yang
digunkan oleh guru, minat, persepsi maha-siswa tentang pembelajaran untuk suatu
materi pokok sajian yang telah terlaksana.
4.
Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi
dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang dapat
dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data
atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk
materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan
siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu
kompetensi dasar[6].
Dalam pengumpulan data dapat
diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya :
1)
Kuesioner,
2)
Wawancara,
3)
Pengamatan,
4)
Studi Kasus.
5.
Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan
segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil
evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksana; sedang
interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil
analisis proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan
bersama oleh guru dan siswa agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan
dipahami oleh guru dan siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran
selanjutnya.
6.
Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan
menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Dalam evaluasi proses
pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya. Pembelajaran yang
akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan
pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu
pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan
pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan,
proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran
7.
Pengolahan Hasil Evaluasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan
dalam mengolah hasil evaluasi adalah mengadakan penyekoran terhadap jawaban
siswa. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penyekoran hasil tes, sesuai
dengan bentuk-bentuk tes yang digunakan[7].
1)
Pemberian skor untuk tes bentuk objektif Secara sederhana,
Cara memberikan skor terhadap tes hasil objektif dapat dilakukan dengan
memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan memberikan skor 0 untuk jawaban
salah. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua
soal. Beberapa jenis tes bentuk objektif, antara lain tes benar salah (true
false), pilihan ganda (multiplechoice), menjodohkan (matching), melengkapi
isian (completion), dan jawaban singkat (short answer). Cara pengolahan
terhadap masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristik tersendiri.
2)
Pemberian skor tes bentuk essai.
Ada dua cara memberikan hasil skor terhadap hasil tes essai, yaitu cara
penyekoran analitik (analitical scoring method) dan cara penyekoran holistic
(holistic scoring method). Cara penyekoran analitik adalah cara penyekoran yang
mengacu pada elemen-elemen jawaban ideal. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa,
bergantung pasa lengkap tidaknya elemen yang dituju. Sedanglan cara penyekoran
holistic adalah cara penyekoran yang didasarkan pada keluasan rewspon jawaban
yang diberikan. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa bergantung pada kualitas
keseluruhan jawaban siswa.
Ada dua tahap yang dilakukan dalam melakukan pengolahan hasil evaluasi,
yaitu memberikan skor (scoring) dan memberikan penilaian (grading). Untuk
mengolah data hasil evaluasi bisa menggunakan beberapa teknik analisis data.
Interpretasi data bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan penilaian acuan
patokan (creterion referenced interpretation) atau penilaian acuan kelompok
(norm referenced interpretation).
Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang dalam menginterpretasi hasil
pengukuran secara langsung didasarkan pada standar performansi tertentu yang
ditetapkan. Untuk analisis data bisa menggunakan analisis presentasi
ketercapaian. Sedangkan penilaian acuan kelompok adalah penilaian yang dalam
menginterpretasi data hasil pengukuran didasarkan pada prestasi anggota
kelompok lainnya. Beberapa teknik analisis yang bisa digunakan untuk mengolah
data dengan pendekatan acuan kelompok adalah deviasi standar, mean, standar
skor, rank, jenjang persentil dan sejenisnya.
Untuk mengolah hasil pengukuran dalam evaluasi pembelajaran, banyak teknis
analisis data yang bisa digunakan. Analisis data pada hakikatnya adalah
mengolah angka-angka yang diperoleh dari skor mentah menjadi suatu skor yang
mudah di baca dan di simpulkan. Beberapa teknis analisis data yang banyak digunakan
untuk mengolah data hasil evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Tendensi sentral atau ukuran kecenderungan memusat.
Ada tiga teknik utama yang digunakan
untuk mengukur tendensi sentral, yakni mean, media dan mode.
b.
Variabilitas adalah keanekaragaman angka-angka dalam suatu distribusi skor.
Variabilitas merupakan variasi
sebaran skor dari mean.
c.
Skor standar
d.
Skor komposit
e.
Persentil dan jenjang persentil
f.
Penentuan nilai akhir
g.
Analisis hubungan
h.
Analisis data kualitatif
8.
Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
Untuk dapat memberikan informasi
yang baik, sebagai dasar pengambilan keputusan, maka perlu dibuat laporan hasil
evaluasi pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
membuat laporan hasil evaluasi. Laporan hasil evaluasi harus[8]
:
a. Membuat informasi yang lengkap
b. Mudah difahami
c. Mudah dibuat
d. Dapat dipakai
e. Bersifat objektif
Bentuk laporan hasil evaluasi, bisa
berupa angka, huruf, gambar atau bahasa. Fungsi laporan, disamping untuk
kepentingan kegiatan pembalajaran di sekolah, juga untuk dipergunakan oleh
siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat atau pihak-pihak lain yang
membutuhkan informasi.
BAB III
PENUTUP
1.
Dalam melakukan evaluasi proses pembelajaran seorang guru dapat
melakukannya dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut :
a.
Evaluasi Diri
b.
Evaluasi Kolaboratif
c.
Dokumentasi Proses Pembelajaran
2.
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai
dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
a.
Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau
dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah
dikaji);
b.
Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh
seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
c.
Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping
perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi
yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
d.
Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.
3. Tahap evaluasi :
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan desain evaluasi
c. Penyusunan instrumen evaluasi
d. Pengumpulan data atau informasi
e. Analisis dan interpretasi
f. Tindak lanjut
g. Pengolahan Hasil Evaluasi
h. Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan
Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/. Diunduh : Rabu,
26 September 2012 pukul 21.00 WIB
http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/tahap-tahap-proses-pembelajaran.html. Diunduh: Rabu, 26 September 2012
pukul 21.15 WIB
[1] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan
Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal.169
[2] http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/. Diunduh : Selasa, 25 September
2012 pukul 20.00 WIB
[3] Zainal Arifin. 2009. Evaluasi
Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, hal. 88
[4] http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/tahap-tahap-proses-pembelajaran.html. Diunduh: Rabu, 26
September 2012 pukul 21.15 WIB
[5] Zainal Arifin, Op.
Cit., hal. 92-96
[6] http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/ . Diunduh : Rabu, 26
September 2012 pukul 21.00 WIB
[7] Zainal Arifin, Op.
Cit., hal. 107-109
[8] Zainal Arifin, Op.
Cit., hal. 110-111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar