BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Benda
tampak karena memiliki wujud. Benda juga dapat dilihat dan dirasakan
keberadaannya. Menurut sifatnya benda
dapat dikelompokkan menjadi benda padat, benda cair dan benda gas. Ke tiga
sifat benda tersebut sangat dekat dengan kita, karena hampir setiap saat kita
menggunakan benda cair, benda padat ataupun benda cair untuk mencukupi dan menunjang
keberlangsungan hidup kita sehari-hari.
Benda-benda tersebut
mengalami perubahan wujud. Perubahan wujud yang dipelajari disini adalah
perubahan wujud benda terbagi atas 2 macam, perubahan wujud benda yang dapat bolak-balik
Beberapa peristiwa perubahan wujud benda, antara lain, mencair (melebur),
membeku, menguap, mengembun, dan menyublim. Sedangkan perubahan wujud benda
yang tidak bisa balik contohnya Pembakaran, Pembusukan dan pemasakan.
Karena materi perubahan
wujud benda ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu
makalah ini akan sedikit membahas materi tentang Perubahan Wujud Benda.
B. Rumusan
Masalah
1. Sebutkan sifat-sifat dari benda?
2. Sebutkan macam-macam perubahan wujud benda, beserta
contohnya ?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan
wujud benda?
4. Apa yang di maksud dengan Evaporasi, Kondensasi dan
Prestipasi?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sifat-sifat dari benda.
2.
Untuk
mengetahui macam-macam perubahan wujud benda, beserta contohnya .
3.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan wujud benda.
4.
Untuk
mengetahui Apa yang di maksud dengan Evaporasi, Kondensasi dan Prestipasi.
BAB II
PERUBAHAN WUJUD BENDA &
EVAPORASI, KONDENSASI DAN
PRESIPITASI
A. Sifat Benda
Coba kamu perhatikan pensil, sebotol sirup, dan sebuah balon
berisi udara. Pensil, sirup dalam botol, dan udara dalam balon adalah contoh
benda yang berbeda sifat. Pensil merupakan benda padat, sirup merupakan benda
cair, dan udara dalam botol merupakan benda gas.
Di kelas 3, kamu telah mempelajari sifat-sifat benda padat
dan benda cair. Masih ingatkah kamu, jika tidak coba kamu buka lagi buku tersebut. Benda padat umumnya keras bila
dipegang. Apakah perbedaannya dengan benda cair? Perhatikan segelas air sirup!
Sentuhlah dengan ujung jari tanganmu! Keras atau tidak? Bagaimana dengan benda
berwujud gas? Perhatikan balon yang berisi udara! Lepaskan ikatan di mulut
balon dan dekatkan telapak tanganmu di mulut balon tersebut! Terasakah udara
yang keluar dari dalam balon? Terlihatkah olehmu udara yang keluar itu? Tidak
bukan? Sekarang kita akan mengidentifikasikan wujud benda. Berdasarkan
wujudnya, benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu[1]
benda padat, benda cair, dan gas.
1. Benda Padat
Lakukan
kegiatan berikut!
1. Bentuk
dan volumenya tetap
Benda padat mempunyai bentuk dan
volume yang tetap, contohnya sebuah gelas diambil dari meja makan kemudian
dipindahkan kedalam kardus, bagaimanakah bentuk dan volumenya.bentuk dan volume
dari gelas tetap.
2. Mempunyai berat
Sama
seperti zat cair tadi benda padat juga memiliki berat, contohnya sekarung beras
akan ditimbang maka akan terlihat berapa berat dari sekarung beras.berarti
benda pada mempunyai berat.
3. Bisa
berubah wujud menjadi cair dan gas
Benda padat bisa berubah menjadi
cair apabila terjadi proses peleburan atau melebur contohnya es batu mencair
karena suhu yang panas, seadngkan untuk benda padat berubah menjadi gas apabila
terjadi proses penyubliman atau menyublim, contohnya kapur barus yang ditaruh
didalam almari lama kelamaan akan habis kapur barusnya.
2. Benda Cair
Perhatikan lingkungan di sekitarmu! Adakah air? Termasuk
benda apakah air? Ibumu di rumah menggoreng dengan apa? Termasuk benda apakah minyak
goreng itu? Air dan minyak termasuk benda cair.
Coba sebutkan contoh benda cair lainnya! Perhatikan minyak
goreng yang digunakan ayah atau ibu mu memasak. Saat di dalam botol, minyak goreng
bentuknya seperti botol. Saat di dalam wajan, minyak goreng bentuknya seperti
wajan. Begitu juga saat kamu menyiram tanaman. air berubah bentuknya
menyesuaikan wadahnya.
1. Bentuk
berubah sesuai tempatnya
Bentuk zat cair akan berubah sesuai
dengan tempat atau wadahnya., contohnya bila air ditaruh didalam gelas maka
bentuk air akan menyerupai gelas, air dimasukan dalam galon maka bentuk air
akan menyerupai galon.
2. Volumenya
tetap
Volumenya air tetap, maksudnya bila
kita menaruh air dibotol dan memindahkan air tersebut kedalam gelas maka
volumenya akan tetap dalam artian volume sebelum di pindah dan sesudah dipindah
akan sama.
3. Mempunyai
berat
Air memiliki berat. Contohnya jika
kita mengisi 2 ember dimana yang satu penuh dengan air dan satunya lagi kosong,
maka berat air yang penuh akan terasa berat sedangkan untuk ember yang kosong
akan terasa ringan.jadi secara kesimpulan air mempunyai berat
4. Bisa
Berubah wujud menjadi padat dan gas
Air bisa berubah wujud menjadi padat
apabila air dibekukan contohnya air dimasukan dalam lemari es, sedangkan air
akan berubah meanjadi gas apabila air diuapkan contohnya memasak air
dengan panci.
3.
Benda Gas
Berbeda dengan benda padat dan cair, benda gas lebih sulit
untuk diamati. Kalau kamu meniup balon, apakah yang kamu masukkan ke dalam
balon? Benda yang kamu masukkan ke dalam balon adalah udara. Apakah udara dapat
kita rasakan? Meskipun udara tidak dapat kita lihat, keberadaannya dapat kita
rasakan. Hal ini terbukti saat kita berada di dekat balon yang terbuka. Kita
dapat merasakan hembusan udara keluar dari mulut balon. Benda yang tidak dapat
kita lihat, tetapi dapat kita rasakan itu disebut benda gas.
Benda gas biasanya tidak berwarna, ada yang berbau, dan ada
yang tidak berbau. Sifat-sifat benda gas[3],
antara lain, bentuknya tidak tetap karena selalu mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya dan menekas ke segala arah.
1. Bentuknya
berubah
Benda gas bentuk dan volume akan
selalu berubah-ubah sesuai dengan tempatnya, contohnya ketika ban mobil kempes
kemudian kita mempompanya maka ban akan terisi penuh dengan udara.
2. Dapat
mengisi semua ruangan
Benda gas dapat mengisi semua
ruangan contohnya ketika kita menyemprotkan gas didalam ruangan maka gas akan
mengisi semua ruangan itu
3. Memiliki
tekanan
Memilik tekanan, contohnya ketika
kita meniup balon terus-menerus maka lama-lama balon itu akan meletus karena
gas didalam balon gas menekan sehingga balon meletus. Masih ingatkah percobaan
menggunakan gelas yang diisi air lalu bagian atas gelas ditutup kertas atau
karton, maka apabila gelas dibalik tidak akan tumpah airnya dikarenakan tekanan
juga
4. Mempunyai
berat
Gas memiliki berat.Contohnya ketika
kita meniup dua balon sama besar kemudian balon diikat pada sebuah beban maka
keadaan balon sekarang sudah seimbang, sekarang salah satu balon di tusuk
dengan jarum, maka akan tampak balon yang kempes kedudukanya akan lebih rendah
daripada dengan balon yang penuh.
B.
Perubahan
Wujud Benda
Benda dapat mengalami
perubahan karena pemanasan, pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan
perkaratan. Perubahan benda tersebut meliputi perubahan, warna, bentuk,
kelenturan, kekuatan, dan bau. Perubahan wujud pada benda dikelompokkan menjadi
dua, yaitu peubahan wujud yang dapat dibalik dan perubahan wujud yang tidak
dapat dibalik[4].
1.
Perubahan
Wujud Benda yang Dapat Balik
Pada perubahan wujud
yang dapat balik, benda yang mengalami perubahan dapat kembali ke bentuk
semula. Salah satu contohnya adalah perubahan pada air. Air jika didinginkan
akan menjadi es. Es ini apabila dipanaskan akan kembali menjadi air. Dalam hal
ini perubahan air merupakan perubahan wujud yang dapat balik. Perhatikan
diagram berikut !
AIR
|
Pemanasan
|
Pendinginan
|
ES
|
Selain contoh diatas
ada cotoh lainnya juga yang melalui proses pemanasan dan pendinginan. Contohnya
:
a.
Gula dan garam yang didihkan dengan air
akan menjadi butir kristal. Setelah didinginkan beberapa saat, butir-butir tersebut
akan berubah wujud menjadi kristal.
b.
Pada pengecoran logam terjadi perubahan
wujud sementara. Lempengan besi yang akan dicetak terlebih dahulu dipanaskan
pada suhu yang sangat tinggi sehingga melebur. Cairan besi ini kemudian
dituangkan pada cetakan yang diinginkan lalu di dinginkan . pada proses
pengelasan logam juga terjadi perubahan wujud sementara, yaitu kawat las
setelah dipanasi akan melebur dan membeku kembali setelah dingin.
2.
Perubahan
Wujud Benda yang Tidak Dapat Balik
Sebagian besar benda
yang mengalami perubahan wujud tidak dapat kembali ke bentuk atau wujud semula.
Apabila kertas dibakar maka kertas menjadi serpihan abu yang berwarna hitam.
Serpihan abu yang berwarna hitam ini tidak dapat kembali menjadi kertas.
Perubahan wujud kertas merupkan contoh
perubahan wujud benda yang tidak dapat balik. Selain itu, perubahan beras
menjadi nasi yang kita makan sehari-hari juga merupakan peubahan wujud benda
yang tidak dapat dibalik. Hal ini disebabkan karena setelah beras di masak
menjadi nasi, nasi tersebut tidak dapat kembali menjadi beras dengan cara
apapun juga. Perhatiakan diagram berikut !
KERTAS
|
Pembakaran
|
ABU
|
Selain contoh diatas
ada juga contoh perubahan benda yang tidak dapat balik lagi, Berikut contohnya:
a.
Pembusukan Buah-buahan
Apakah kamu suka makan buah ? buah apa
yang sering kamu makan? Misalnya jeruk, bagaimana wujudnya? Apakah masih terlihat segar? Jika buah jeruk
tidak dimakan beberapa hari itu mengalami pembusukan. Wujudnya menjadi rusak
(berubah warna, berair, serta lunak dan berbau tidak sedap)
Pembusukan dapat terjadi di tumbuhan dan
hewan yang sudah mati yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Jamur ini kadang
tumbuh pada buah yang terlalu masak. Jadi pada peristiwa pembusukan terjadi perubahan wujud benda yang tidak
dapat bolak balik karena buah yang mengalami pembusukan tidak dapat mengubah
wujudnya menjadi buah yang masih segar seperti semula.
b.
Pemasakan
Selain peristiwa
pembakaran dan pembusukan, pemasakan juga termasuk perubahan wujud benda yang
tidak dapat bolak-balik. Peristiwa pemasakan yang mudah diamati adalah proses
pada beras yang dimasak.
C. Berbagai Contoh Perubahan Wujud Benda
Kita telah mengenal benda padat, cair, dan gas. Benda-benda
tersebut mengalami perubahan wujud. Perubahan wujud benda sendiri memiliki 2
macam yaitu perubahan wujud benda yang dapat bolak-balik dan yang tidak bisa
balik.
Berikut Beberapa peristiwa perubahan wujud benda yang dapat
bolak-balik , antara lain, mencair (melebur), membeku, menguap, mengembun, dan
menyublim[5].
1. Mencair (Melebur)
Pernahkan kamu minum es sirup atau es teh? Coba perhatikan
baik-baik! Mengapa es dalam sirup lamakelamaan berubah menjadi air? Pernahkah
kamu memasak dengan menggunakan mentega? Mengapa mentega berubah menjadi cair
saat berada di penggorengan? Es dan mentega berubah wujud dari padat menjadi
cair karena adanya kenaikan suhu (panas). Peristiwa perubahan zat padat menjadi
zat cair dinamakan mencair atau melebur.
2.
Membeku
Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut
membeku. Es adalah wujud air dalam bentuk padat[6].
Air dapat membeku jika mengalami penurunan suhu yang sangat dingin. Puncak
gunung yang tinggi selalu diselimuti oleh salju. Salju tersebut adalah uap air
yang membeku. Apakah nama alat rumah tangga yang dapat mengubah air menjadi es?
Dapatkah kamu membuat es?
3. Menguap
4.
Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair.
Jadi, mengembun merupakan kebalikan dari menguap.
Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor. Pernahkan
kamu membuat minuman dingin, seperti es teh atau es jeruk? Bila kamu amati,
bagian luar gelas tempat kamu membuat es teh atau es jeruk menjadi basah.
Mengapa? Karena uap air dalam udara yang menyentuh gelas mengembun. Hal ini
disebabkan suhu gelas lebih rendah daripada suhu uap air di sekitar gelas.
5. Menyublim
Menyublim adalah
peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya[8].
Untuk membedakannya, kamu bisa menggunakan istilah melenyap dan mengkristal.
Melenyap adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal adalah
perubahan wujud gas menjadi padat. Contoh melenyap dan mengkristal adalah kapur
barus ataupun kamfer.
Selain beberapa perubahan wujud benda yang telah dijelaskan ,
ada perubahan wujud benda lain yang disebut melarut dalam air dan pembakaran
benda.
1.
Melarut Dalam
Air
Perubahan wujud benda, dapat juga terjadi karena benda-benda tersebut
bertemu dengan air. Peristiwa perubahan wujud benda yang melibatkan air ini
kita kenal sebagai melarut dalam air. Yang dimaksud melarut dalam air adalah
menyatunya benda-benda tertentu dengan air. Dalam peristiwa melarutnya benda
dalam air terdapat dua zat yang berbeda yaitu.
a. Zat
Pelarut adalah benda yang menghancurkan atau melarutkan benda atau zat terlarut,
dalam hal ini unsur pelarut adalah air.
b. Zat
terlarut adalah benda yang terpecah hancur dan menyatu di dalam benda cair.
Zat terlarut dapat berbentuk padat seperti gula dan tepung
atau benda cair seperti susu kental manis dan sirup. Sementara zat pelarut
umumnya berupa benda cair. Hasil percampuran zat terlarut dan zat pelarut menghasilkan
zat baru yaitu larutan.
Ada beberpa keuntungan yang kita peroleh dari pelarutan
zat-zat tersebut, di antaranya sebagai berikut :
a. Kita
dapat menikmati masakan yang lezat karena gula pasir, garam, kecap dan vetsin
larut dalam air.
b. Kita
dapat membuat minuman yang segar karena sirup larut dalam air.
c. Kita
dapat melarutkan obat pembasmi kuman dengan air untuk membersihkan lantai.
2.
Pembakaran
Benda
Pembakaran merupakan salah satu proses yang dapat mengubah
wujud suatu benda. Hasil dari pembakaran ada yang menghasilkan benda jenis baru
dan ada yang tidak menghasilkan benda jenis baru melainkan hanya mengubah
bentuk saja[9].
Cobalah kamu bakar kertas! Bagaimanakah warna kertas yang
terbakar? Pada pembakaran kertas, warna kertas berubah menjadi hitam dan wujud
kertas akan hancur berubah menjadi abu. Peristiwa tersebut menghasilkan benda
jenis baru yaitu abu.
D.
Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Wujud Benda
·
Pemanasan
Benda padat akan berubah menjadi benda cair, benda cair dapat berubah menjadi
benda gas.
·
Pendinginan
Benda cair
akan berubah wujud menjadi benda padat, benda gas berubah wujud menjadi benda
cair.
·
Suhu
Suhu atau temperatur yang sering berubah-ubah akan mempercepat terjadinya perubahan,apalagi jika perbedaan suhu cukup besar. Misalnya, batu yang sepanjang hari terkena panas matahari lalu turun hujan, maka batu tersebut akan pecah. Jika terkena panas benda akan memuai dan jika kena dingin benda akan menyusut. Pemuaian dan penyusutan setiap benda tidak sama. Ada yang merata dan serentak, dan ada pula yang tidak. Jika pemuaian atau penyusutan tidak merata, maka benda itu akan retak.
Suhu atau temperatur yang sering berubah-ubah akan mempercepat terjadinya perubahan,apalagi jika perbedaan suhu cukup besar. Misalnya, batu yang sepanjang hari terkena panas matahari lalu turun hujan, maka batu tersebut akan pecah. Jika terkena panas benda akan memuai dan jika kena dingin benda akan menyusut. Pemuaian dan penyusutan setiap benda tidak sama. Ada yang merata dan serentak, dan ada pula yang tidak. Jika pemuaian atau penyusutan tidak merata, maka benda itu akan retak.
·
Kelembaban
Kelembapan juga dapat mempercepat perubahan. Tempat lembab merupakan tempat yang baik bagi tumbuhan cendawan atau jamur. Jadi, perkakas yang terbuat dari kayu dan disimpan di tempat lembab akan terserang jamur. Jamur yang tumbuh pada kayu, selain merusak warna dan penampilan, juga menyebabkan kayu menjadi lunak dan mudah lapuk. Tempat yang lembab juga tidak cocok untuk menyimpan perkakas dari besi, karena akan mudah berkarat.
Kelembapan juga dapat mempercepat perubahan. Tempat lembab merupakan tempat yang baik bagi tumbuhan cendawan atau jamur. Jadi, perkakas yang terbuat dari kayu dan disimpan di tempat lembab akan terserang jamur. Jamur yang tumbuh pada kayu, selain merusak warna dan penampilan, juga menyebabkan kayu menjadi lunak dan mudah lapuk. Tempat yang lembab juga tidak cocok untuk menyimpan perkakas dari besi, karena akan mudah berkarat.
·
Kadar garam dan keasaman
Daerah
pantai atau daerah yang dekat dengan laut memiliki kadar garam yang cukup
tinggi. Biasanya air laut juga merembes ke daratan sehingga mencemari mata air
di sumur penduduk. Garam yang berada dalam air tanah menyebabkan perubahan pada
benda yang terbuat dari logam, misalnya kerangka bangunan beton dan mobil akan
mudah berkarat.
·
Bakteri pembusuk
Pernahkah
kamu menjumpai sayur yang basi atau buah yang busuk? Menurutmu, apa sebabnya?
Di udara banyak beterbangan kuman yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan pada benda. Kuman itu ada yang terbawa oleh serangga, seperti lalat dan kecoa. Makanan yang dibiarkan terbuka tanpa tutup akan cepat menjabi basi dan membusuk. Buah yang berair, berdaging dan berkulit tipis misalnya pepaya, jambu, belimbing, dsb lebih cepat menjadi busuk dibandingkan yang berkulit tebal (jeruk bali, durian, semangka, manggis, dsb. Bahan makanan diawetkan dengan cara dipanaskan, didinginkan, diasinkan, dibuat manisan, pasteurisasi, dikeringkan, dll.
Di udara banyak beterbangan kuman yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan pada benda. Kuman itu ada yang terbawa oleh serangga, seperti lalat dan kecoa. Makanan yang dibiarkan terbuka tanpa tutup akan cepat menjabi basi dan membusuk. Buah yang berair, berdaging dan berkulit tipis misalnya pepaya, jambu, belimbing, dsb lebih cepat menjadi busuk dibandingkan yang berkulit tebal (jeruk bali, durian, semangka, manggis, dsb. Bahan makanan diawetkan dengan cara dipanaskan, didinginkan, diasinkan, dibuat manisan, pasteurisasi, dikeringkan, dll.
E.
Evaporasi,
Kondensasi & Presipitasi
1.
Evaporasi (Penguapan)
Hukum
kekekalan energi berkata bahwa " Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, energi berubah dari bentuk satu kebentuk yang lainnya".
Sehari-hari kita mengenal 3 bentuk zat disekitar kita, padat, cair, dan gas.
Energi yang ada di alam ini berputar membentuk siklus melalui 3 bentuk ini. Evaporasi
secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu:
(1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan
(2) evaporasi yang
dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam)
dalam suatu peralatan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada
liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat
disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam.
Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari
cair menjadi uap. Penguapan bertujuan memisahkan pelarut (solven) dari larutan
sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat[11].
Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah
zat/substansi yakni zat cair menjadi zat gas atau uap air. Perubahan fase zat
ini melibatkan sejumlah energi kalor dalam prosesnya. Energi ini dapat
diperoleh dari Panas matahari (radiasi), dari atmosfer (konduksi), atau dari
bumi itu sendiri (konduksi). Proses evaporasi ini merupakan salah satu tahap
dalam proses terjadinya hujan.
Manusia
memanfaatkan proses evaporasi untuk berbagai kebutuhan. Misalnya proses
pembuatan garam. Air laut dipanaskan, hingga molekul airnya menguap. Dengan
menguapnya air, maka kandungan garam akan tertinggal sebagai endapan garam.
Atau
contoh lain adalah yang terjadi di tubuh kita, saat tubuh kita beraktifitas
maka tubuh akan mengeluarkan panas yang akan membuat cairan dalam tubuh kita
akan menguap/berevaporai. Namun karena suhu diluar tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh kita maka cairan tubuh kita tadi akan berubah lagi kebentuk cairan atau
yang kita rasakan sebagai keringat.
2.
Kondensasi (Pengembunan)
Kondensasi atau nama lainnya yang kita
kenal dengan pengembunan adalah proses perubahan wujud zat dari zat gas menajdi
zat cair. Perubahan fisika adalah perubahan zat yang bersifat sementara,
seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan
zat baru. Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahan zat yang
melepaskan kalor/ panas. Kondensasi atau pengembunan ini merupakan lawan dari
penguapan atau evaporasi yang melepaskan panas.
Kondensasi atau pengembunan
adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap)
menjadi cairan[12]. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan
menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang digunakan
untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser.
Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagai tujuan,
memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat
digenggam sampai yang sangat besar.
Kondensasi
uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik
(melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang
panas adalah kondensasi.
Proses terjadinya pengembunan atau
kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin
dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi menjadi titik –
titik air atau embun.
Proses kondensasi ini dapat dijumpai di
alam sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses kondensasi. Uap
air yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di udara, hal ini
dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air.
Proses kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan.
Contoh
kondensasi atau pengembunanh ini adalah :
1.
Embun di pagi hari
2.
Titik – titik air atau embun yang muncul di dinding gelas jika gelas diisi air
dingin.
3.
Presipitasi
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan
bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan
curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan
bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses
kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan proses daur
hidrologi di suatu wilayah DAS ( merupakan elemen utama yang perlu diketahui
medasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses resapan air tanah dan debit
aliran ).
Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu
kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap
produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang
merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian
terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). (1) Udara
menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.
Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi
beberapa bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju,
sleet, and hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi
tetapi menguap sebelum mencapai permukaannya.
Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air,
dan merupakan sumber utama air tawar di planet ini.Diperkirakan sekitar 505,000
km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya
jatuh di lautan. (2) Bila didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi
tahunan global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas
lautan sekitar 1.1 m.
Presipitasi perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang
sangat berguna bagi pernecanaan hidrologis, semisal perencanaan pembangunan
bendung, dam, dan sebagainya. Salah satu alat ukurnya yang sederhana adalah
sebagai berikut. yang ini merupakan alat ukur hujan harian.
Pengukurannya dengan mendukur kedalaman air yang terkumpul
dalam botol pengumpul di baigan tengah tersebut. Penempatan alat ukur hujan
harus di tempat terbuka, harus dilindungi dari gangguan binatang dan manusia,
selalu dijaga agar tetap bersih, data hujan yang terkumpul tiap harinya harus
diukur dengan teratur pada jam yang sama tiap harinya (ini menyebabkan
Indonesia sangat kekurangan data hujan, karena jarang ada orang yang mau secara
rutin mengecek alat ukur hujan). Jarak minimal alat ukur hujan terhadap
bangunan yang terdekat dengannya adalah sejauh empat kali tinggi bangunan
terdekat tersebut.
4.
Proses terjadinya Evaporasi, Kondensasi & Presipitasi
Ilustrasi Siklus
Hidrologi Max Planck Institut for Meteorology
Dengan
adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi akan
berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan penguapan atau evaporasi dan transpirasi.
Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat perbedaan
temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat
kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state)[13].
Bila
tempertur berada di bawah titik beku (freezing point) kristal-kristal es
terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) umbuh oleh kondensasi dan
berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen
sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah
butir sir sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri (pengaruh gravitasi)
butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses turunnya butiran air ini
disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara
turun sampai dibawah 0º Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju
[Chow dkk., 1988].
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Sifat-sifat dari benda yaitu ; Benda Padat, Benda
Cair dan Benda Gas.
2.
Macam-macam Perubahan Wujud benda ;
a) Perubahan
Wujud Benda yang dapat bolak-balik yaitu mencair, membeku, menguap, mengembun,
dan menyublim
b) Perubahan Wujud Benda yang tidak dapat balik,
yaitu melalui proses Pembakaran, Pembusukan dan Pemasakan.
3.
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Wujud
Benda
a) Pemanasan
b) Pendinginan
c) Suhu
d) Kelembaban
e) Kadar garam dan keasaman
f) Bakteri pembusuk
4.
Evaporasi, Kondensasi dan Presipitasi
a) Evaporasi
(Penguapan) merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap.
b) Kondensasi
atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat,
seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
c) Presipitasi adalah curahan atau
jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang
berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di
daerah beriklim sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Wie, Jay L. 2007. Exploring
Creation With Physical Science 2nd Edition. USA : Apologia Educational
Ministries, Inc.
Listiana, Lina,dkk. 2008. Learning
Assistance Program For Islamic Schools (LAPIS) PGMI. Edisi Pertama Paket
11-20. Surabaya
Panut, dkk. 20008.
Dunia IPA Kelas 4 SD Semester Pertama.
Bogor : Ghalia Indonesia
Syarifudin,dkk. 2011. Cerdas Menghapal IPA. Tanggerang
Selatan : Scientific
|
|
[1]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 118
[2] [2]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 119
[3] [3]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 119
[5] [5]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 119
[6] [6]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 119
[10]
Syarifudin,ST. dkk,Cerdas Menghapal IPA SD Kelas 4,5 dan 6, (Tanggerang
Selatan:Scientific Press, 2011),hlm. 121
[11] Jay
L.Wie.Exploring Creation With Physical Science 2nd Edition. (USA : Apologia
Educational Ministries, 2007) hlm. 204
[12] Jay
L.Wie.Exploring Creation With Physical Science 2nd Edition. (USA : Apologia
Educational Ministries, 2007) hlm. 206
makasih...udah berkunjung :)
BalasHapusokeh, nnt ninggalin jejak.