Powered By Blogger

Minggu, 21 Juli 2013

Evaluasi Pembelajaran



BAB II
Tahap – Tahap Evaluasi


A.           Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang  perlu dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a.         Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses
b.        Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru
Dalam melakukan evaluasi proses pembelajaran seorang guru dapat melakukannya dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut [1]:
1.        Evaluasi Diri
Evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan secara mandiri. Guru dapat menuangkan evaluasi yang telah dilakukannya dalam jurnal refleksi pembelajaran. Guru dapat mengisi jurnal ini pada setiap pelajaran yang telah diberikan/ diajarkan atau selama guru tersebut melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru Jurnal merekam renungan dan refleksi dari pikiran, seperti:
a.    Apa yang saya ajarkan hari ini?
b.    Apa yang masih membingungkan bagi siswa?
c.    Apakah saya menemukan masalah dan isu yang tidak diharapkan?
d.   Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya sampaikan?
e.    Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya sampaikan?
f.     Apakah siswa saya dapat menerima materi yang saya ajarkan?
g.    Apakah saya telah membelajarkan siswa?
h.    Bagaimana saya memperbaiki teknik pembelajaran?
i.      Apa yang ingin dan perlu kuketahui lebih banyak lagi?
j.      Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya?
k.    Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?
2.        Evaluasi Kolaboratif
Guru dapat melakukan evaluasi proses pembelajaran secara kolaboratif. Kolaborasi dapat dilakukan dengan rekan guru atau siswa.
3.        Dokumentasi Proses Pembelajaran
Dalam evaluasi proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan juga adalah mendokumentasikan berbagai hal yang menyangkut proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu di dokumentasikan adalah:
a.         dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b.        dokumen hasil diskusi, kliping, laporan hasil analis terhadap suatu masalah yang menunjukkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c.         dokumen pemanfaatan berbagai fasilitas yang menunjukkan di fungsikannya sumber-sumber belajar
d.        dokumen yang menunjukkan adanya kegiatan mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, kelompok ilmiah remaja, kelompok belajar bahasa asing (bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jepang, bahasa mandarin, bahasa perancis, dan lain-lain), mengunjungi sumber belajar di luar lingkungan sekolah (museum, kebun raya, pusat industri, dan lain-lain) yang menunjukkan adanya program pembiasaan mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar
e.         dokumen pemanfaatan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas seperti kebun untuk praktek biologi, daur ulang sampah, kunjungan ke laboratorium alam, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
f.         dokumen kegiatan pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, ketrampilan membuat barang seni, karya teknologi tepat guna dan lain sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
g.        dokumen kegiatan megunjungi pameran lukisan, konser musik, pagelaran tari, musik, drama, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya
h.        dokumen kegiatan mengikuti pertandingan antar kelas, tingkat kabupaten / provinsi / nasional yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk menumbuhkan sikap kompetitif dan sportif.
i.          dokumen pembiasaan dan pengamalan ajaran agama seperti aktivitas ibadah bersama, peringatan hari-hari besar agama, membantu warga sekolah yang memerlukan
j.          dokumen penugasan latihan ketrampilan menulis siswa, seperti: hasil portofolio, buletin siswa, majalah dinding, laporan penulisan karya tulis, laporan kunjungan lapangan, dan lain-lain
k.        dokumen laporan kepengawasan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah
B.            Pelaksanaan Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
1.    Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;
2.    Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran perlu berpegang pada prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi yang benar. Prinsip utama yang perlu diperhatikan adalah harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Selain itu, juga perlu membeprtimbangkan beberapa aturan yang baik, yakni [2]:
1.    Dalam mengikuti evaluasi, siswa di usahakan memiliki persiapan baik secara fisik maupun psikis
2.    Situasi dan kondisi tempat pelaksanaan evaluasi harus tenang dan mendukung
3.    Manajemen pelaksanaan evaluasi harus mendukung, baik dari sisi evaluator maupun administrasinyaan secar objektif, dalam arti baik peserta tes maupun evaluator bisa melaksanakan kejujuran.
4.    Dilakukan secara objektif, dalam arti baik peserta tes maupun evaluator bisa melaksanakan kejujuran.
Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat (seperti dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut:
“(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS)”
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
1.    Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);
2.    Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
3.    Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
4.    Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.
C.            Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
Prosedur evaluasi yaitu terdiri atas[3]:
1.        Perencanaan Evaluasi
       Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh.  Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat. Dalam perencanaan penilaian hasil belajar ada beberapa faktor, yaitu :
a.         Menentukan tujuan
Tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh guru efektif, (2) Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru efektif, (3) Apakah cara mengajar guru menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah diikuti dan berdampak siswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas, (4) Bagaimana persepsi siswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, (5) Apakah siswa antusias untuk mempelajari materi sajian yang dibahas, (6) Bagaimana siswa mensikapi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, (7) Bagaimanakah cara belajar siswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru[4].
b.        Menyusun Kisi-kisi (Layout/Blue-Print/Table of Specification)
Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan sesuai dengan kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsi adalah sebagai pedoman bagi guru untuk membuat soal menjadi tes. Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah :
a)    Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
b)   Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
c)    Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan[5].
Contoh Kisi-kisi Soal :
Nama Madrasah            :……………………
Program/Jurusan        : ……………………
Mata Pelajaran              : ……………………
Semester / Tahun        : ……………………
Kurikulum Acuan        : ……………………
Alokasi Waktu               : ……………………
Jumlah Soal                    : ……………………
Standar Kompetensi   : ……………………
Kompetensi
Dasar
Materi
(PB/SPB)
Indikator
Bentuk Soal *)
Nomor Urut Soal





*) Apabila bentuk soal yang digunakan hanya satu, sebaiknya dimasukkan ke komponen identitas.
Untuk menyusun kisi-kisi ini, sebelumnya guru harus mempelajari silabus mata pelajaran, karena tidak mungkin kisi-kisi dibuat tanpa adanya silabus. Dalam silabus biasanya sudah terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan urutan materi yang telah disampaikan. Guru tinggal merumuskan indikator berdasarkan sub topik/sub pokok bahasan. Indikator adalah rumusan pernyataan yang menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan materi yang akan diukur. Ciri-ciri indikator adalah :
1.    Mengandung satu kata kerja operasional yang dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable)
2.    Sesuai dengan materi yang hendak diukur.
3.    Dapat dibuatkan soalnya sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan.
Contoh :
1.    Menjelaskan peranan orang tua dalam keluarga.
2.    Menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam keluarga.
3.    Membedakan antara halal dan haram.
Untuk itu, guru harus memperhatikan domain dan jenjang kemampuan yang akan diukur,  seperti : recall, konperhensi, dan aplikasi. Kemampuan recall berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip. Sedangkan kemampuan konperhensi berkenaan dengan kemampuan antara lain : menjelaskan / menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan fakta (grafik, diagram, tabel, dll), mentransferkan pernyataan dari suatu bentuk ke dalam bentuk yang lain, misalnya dari pernyataan verbal ke dalam bentuk rumus, memperkirakan akibat dari suatu situasi. Kemampuan aplikasi meliputi kemampuan antara lain : menerapkan hukum-hukum, prinsip-prinsip atau teori-teori dalam suasana yang sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat grafik, diagram, dll, mendemontrasikan penggunaan suatu metode, prosedur, dll.
Setelah menyusun kisi-kisi, kemudian guru membuat soal yang sesuai dengan kisi-kisi, menyusun lembar jawaban siswa, membuat kunci jawaban, dan membuat pedoman pengolahan skor. Selanjutnya, melaksanakan uji-coba.
c.      Uji Coba
Jika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberpa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini  dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal
2.        Menentukan desain evaluasi
Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator,metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3.        Penyusunan instrumen evaluasi
Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah :
1)   Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
2)   Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrument yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan.
3)   Membuat butir-butir instrument evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan
4)   Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi: mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk pengisian dan indentitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian instrument.
Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat digunakan oleh guru sendiri atau oleh siswa untuk saling mengamati, dan (2) Kuesioner yang harus dijawab oleh siswa berkenaan dengan strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh guru, minat, persepsi maha-siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana.
4.        Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar[6].
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya :
1)        Kuesioner,
2)        Wawancara,
3)        Pengamatan,
4)        Studi Kasus.
5.        Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh guru dan siswa agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan dipahami oleh guru dan siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
6.        Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Dalam evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran
7.        Pengolahan Hasil Evaluasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam mengolah hasil evaluasi adalah mengadakan penyekoran terhadap jawaban siswa. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penyekoran hasil tes, sesuai dengan bentuk-bentuk tes yang digunakan[7].
1)        Pemberian skor untuk tes bentuk objektif Secara sederhana,
Cara memberikan skor terhadap tes hasil objektif dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan memberikan skor 0 untuk jawaban salah. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal. Beberapa jenis tes bentuk objektif, antara lain tes benar salah (true false), pilihan ganda (multiplechoice), menjodohkan (matching), melengkapi isian (completion), dan jawaban singkat (short answer). Cara pengolahan terhadap masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristik tersendiri.
2)        Pemberian skor tes bentuk essai.
Ada dua cara memberikan hasil skor terhadap hasil tes essai, yaitu cara penyekoran analitik (analitical scoring method) dan cara penyekoran holistic (holistic scoring method). Cara penyekoran analitik adalah cara penyekoran yang mengacu pada elemen-elemen jawaban ideal. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa, bergantung pasa lengkap tidaknya elemen yang dituju. Sedanglan cara penyekoran holistic adalah cara penyekoran yang didasarkan pada keluasan rewspon jawaban yang diberikan. Tinggi rendahnya skor jawaban siswa bergantung pada kualitas keseluruhan jawaban siswa.
Ada dua tahap yang dilakukan dalam melakukan pengolahan hasil evaluasi, yaitu memberikan skor (scoring) dan memberikan penilaian (grading). Untuk mengolah data hasil evaluasi bisa menggunakan beberapa teknik analisis data. Interpretasi data bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan (creterion referenced interpretation) atau penilaian acuan kelompok (norm referenced interpretation).
Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang dalam menginterpretasi hasil pengukuran secara langsung didasarkan pada standar performansi tertentu yang ditetapkan. Untuk analisis data bisa menggunakan analisis presentasi ketercapaian. Sedangkan penilaian acuan kelompok adalah penilaian yang dalam menginterpretasi data hasil pengukuran didasarkan pada prestasi anggota kelompok lainnya. Beberapa teknik analisis yang bisa digunakan untuk mengolah data dengan pendekatan acuan kelompok adalah deviasi standar, mean, standar skor, rank, jenjang persentil dan sejenisnya.
Untuk mengolah hasil pengukuran dalam evaluasi pembelajaran, banyak teknis analisis data yang bisa digunakan. Analisis data pada hakikatnya adalah mengolah angka-angka yang diperoleh dari skor mentah menjadi suatu skor yang mudah di baca dan di simpulkan. Beberapa teknis analisis data yang banyak digunakan untuk mengolah data hasil evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.         Tendensi sentral atau ukuran kecenderungan memusat.
Ada tiga teknik utama yang digunakan untuk mengukur tendensi sentral, yakni mean, media dan mode.
b.         Variabilitas adalah keanekaragaman angka-angka dalam suatu distribusi skor.
Variabilitas merupakan variasi sebaran skor dari mean.
c.         Skor standar
d.        Skor komposit
e.         Persentil dan jenjang persentil
f.          Penentuan nilai akhir
g.         Analisis hubungan
h.         Analisis data kualitatif
8.        Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
Untuk dapat memberikan informasi yang baik, sebagai dasar pengambilan keputusan, maka perlu dibuat laporan hasil evaluasi pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan hasil evaluasi. Laporan hasil evaluasi harus[8] :
a.       Membuat informasi yang lengkap
b.      Mudah difahami
c.       Mudah dibuat
d.      Dapat dipakai
e.       Bersifat objektif
Bentuk laporan hasil evaluasi, bisa berupa angka, huruf, gambar atau bahasa. Fungsi laporan, disamping untuk kepentingan kegiatan pembalajaran di sekolah, juga untuk dipergunakan oleh siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi.




























BAB III
PENUTUP


1.      Dalam melakukan evaluasi proses pembelajaran seorang guru dapat melakukannya dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut :
a.       Evaluasi Diri
b.      Evaluasi Kolaboratif
c.       Dokumentasi Proses Pembelajaran
2.      Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:
a.       Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);
b.      Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
c.       Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
d.      Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.
3.      Tahap evaluasi :
a.       Menentukan tujuan
b.      Menentukan desain evaluasi
c.       Penyusunan instrumen evaluasi
d.      Pengumpulan data atau informasi
e.       Analisis dan interpretasi
f.       Tindak lanjut
g.      Pengolahan Hasil Evaluasi
h.      Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi






DAFTAR PUSTAKA



Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya  Offset
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/. Diunduh : Rabu, 26 September 2012 pukul 21.00 WIB


[1] E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hal.169

[2] http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/. Diunduh : Selasa, 25 September 2012 pukul 20.00 WIB
[3] Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, hal. 88
[5] Zainal Arifin, Op. Cit., hal. 92-96
[6] http://edu-articles.com/evaluasi-proses-pembelajaran/ . Diunduh : Rabu, 26 September 2012 pukul 21.00 WIB
[7] Zainal Arifin, Op. Cit., hal. 107-109
[8] Zainal Arifin, Op. Cit., hal. 110-111

Tidak ada komentar:

Posting Komentar