Powered By Blogger

Minggu, 08 Januari 2012

Kunci Sukses Guru Dalam Mengajar

BAB I


  PENDAHULUAN


Mengajar adalah usaha membentuk kepribadian dalam kerangka yang telah ditentukan bersama. Dalam dunia pendidikan, mengajar merupakan pekerjaan profesi seorang guru. Keberhasilan siswa di masa mendatang, salah satunya ditentukan oleh bagaimana seorang guru mengajar di dalam kelasnya! Sikap, kepribadian, cara dan metode serta pendekatan yang digunakan berpengaruh terhadap sejauhmana siswa dapat menangkap pesan yang disampaikan guru tersebut.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.

Dan dalam buku kami yag berjudul Kunci sukses guru dalam mengajar akan sedikit menjabarkan, bagaimana untuk mencapai kesuksesan seorang guru dalam mengajar, karena kesuksesan seorang guru identik dengan siswa-siswinya yang memahami dan mengerti apa yang disampaikan Guru.

Untuk menunjang kesuksesan pembelajaran guru harus menciptakan pembelajaran yang semenarik mungkin sehingga siswa pun tidak di buat jenuh. Seperti menggunakan metode mengajar yang bervariasi jangan hanya menggunakan 1 metode, menggunakan teknik umpan balik dan bisa juga menggunakan media sebagai penjelas dalam menjelaskan. Oleh karena itu dalam buku kami akan membahasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II



KUNCI SUKSES

    GURU DALAM MENGAJAR



A.     Kunci Sukses Mengajar
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dan sukses, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.
Mengajar adalah usaha membentuk kepribadian dalam kerangka yang telah ditentukan bersama. Dalam dunia pendidikan, mengajar merupakan pekerjaan profesi seorang guru. Keberhasilan siswa di masa mendatang, salah satunya ditentukan oleh bagaimana seorang guru mengajar di dalam kelasnya! Sikap, kepribadian, cara dan metode serta pendekatan yang digunakan berpengaruh terhadap sejauhmana siswa dapat menangkap pesan yang disampaikan guru tersebut. Untuk mencapai keberhasilan mengajar, bahkan dibutuhkan trik, tips dan teknik-teknik tertentu. Berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kesuksesan mengajar dapat tercapai: 
1.      Rasa humor 
Rasa humor dapat membantu guru sukses mengajar. Rasa humor terbukti mampu meringankan situasi kelas yang tegang sebelum menjadi sebuah gangguan. Selera humor juga akan membuat kelas lebih menyenangkan bagi siswa dan memungkin siswa senantiasa mengikuti pembelajaran dengan selalu hadir dan memperhatikan guru.
2.      Sikap Positif 
Sikap positif merupakan aset besar dalam hidup. Sikap positif akan membantu mengatasi, karena itu “langkah pertama mengajar” dapat menjadi langkah menentukan di hari-hari selanjutnya dalam mengajar. Namun demikian, seorang guru dengan sikap yang benar akan mencoba melakukannya dengan sebaik mungkin tanpa memberikan dampak negatif terhadap perhatian siswa.. 
3.      Harapan Tinggi 
Seorang guru yang unggul senantiasa memiliki harapan yang tinggi. Guru harus berusaha untuk meningkatkan standarnya dihadapan siswa. Tidak masalah jika seorang guru harus melakukan usaha walau dia hanya memperoleh sedikit hasil. Guru harus mampu bekerja dengan sikap bahwa siswa akan mampu mencapai harapannya, sehingga memberikan siswa rasa percaya diri. Ini tidak berarti bahwa guru harus membuat harapan yang tidak realistis. Namun, harapan guru akan menjadi salah satu faktor kunci dalam membantu siswa belajar dan mencapai. 
4.      Konsistensi 
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif guru harus tahu apa yang diharapkan dari gurunya setiap hari. Oleh karenya seorang guru harus memiliki konsistensi. Ini akan menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi siswa sehingga mereka akan lebih memungkin untuk berhasil.
5.      Keadilan 
Banyak orang yang bingung membedakan keadilan dengan konsistensi. Seorang guru yang konsisten adalah orang yang selalu sama dari hari ke hari. Seorang guru yang adil memperlakukan siswa secara sama dalam situasi yang sama. Karena itu, seorang guru harus hati-hati agar dia tidak dicap sebagai “guru tidak adil”. 
6.      Keluwesan 
Salah satu prinsip pengajaran bahwa segala sesuatu harus berjalan dalam suatu perubahan yang konstan. Interupsi dan destrupsi harus menjadi norma (aturan) yang berlaku di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sikap fleksibel sangat penting tidak hanya untuk menanggulangi tingkat stres guru, tetapi juga bermanfaat bagi siswa yang mengharapkan gurunya untuk memimpin dan menguasai situasi. 
Kunci pokok lain yang dapat mendorong seorang guru meraih sukses dalam mengajar adalah seperti yang dikemukakan Jill Hare dengan 5 Keys to Teaching Success, sebagai berikut: 
1. Start with the standards; 
2. Plan for Outcomes, not Activities; 
3. Practice Cross Curricular Collaboration; 
4. Demonstrate Real World Application; 
5. Show Enthusiasm 
Mengajar sukses merupakan harapan semua guru, bahkan sukses mengajar harus merupakan jargon bagi semua guru. Dengan demikian, ketika guru masuk ke dalam kelas bukan hanya sekedar untuk melunasi kewajibannya sebagai guru, akan tetapi harus memberika dampak yang baik bagi dirinya dan siswa. Harus ada hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran berupa: (1) ketercapainya kompetensi belajar (kognitif, affektif dan psikomotor); (2) ada pengalaman baru yang diperoleh siswa selama proses belajar; dan (3) terjadinya perubahan perilaku siswa. 
Dalam konsep Islam, banyak cara mengajar untuk mencapai kesuksesan, diantaranya: 1) Gunakan metode suri teladan yang baik; 2) Gunakan metode hikmah, mauizhah hasanah dan metode jadal; 3) Mulailah dengan diri sendiri; 4) jangan menyampaikan kebohongan; 5) Sesuaikan dengan tingkat (grade) kemampuan siswa itu sendiri; 6) Sisipkan materi ketauhidan dalam pembelajaran apapun. 
B.     Kesuksesan Belajar Mengajar
1.      Penilaian Kesuksesan
Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kesuksesan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1)     Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu
2)     Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.
Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
3)     Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran.
Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah.
2.      Tingkat kesuksesan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
a.      Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b.      Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c.      Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
d.      Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa.
3.      Program perbaikan
Tingkat kesuksesan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
1)     Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru
2)      Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan
Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu pengukuran harus betul-betul :
a.    Syahih ( Valid )
b.    Andal ( reliable) dan
c.    Lugas ( Objective)
Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan tes. Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.    Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b.    Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c.    Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama
d.    Memberi tugas-tugas khusus
4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1)     Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan menentukan kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar. Guru diwajibkan untuk merumuskan tujuan pembelajarannya agar dapat tercapai sasaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar.. dan dirumuskan dalah TIK ( Tujuan Instruksional Khusus) sedangkan TIU (Tujuan Instruksional Umum ) yang sudah tersedia didalam GBPP. TIK harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu :
a.      Secara Spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
b.      Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perilaku)
c.      Menyatakan kriteria perubahan perilaku secara spesifik, artinya menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
TIK adalah wakil dari TIU, maka perbuatan TIK harus berpedoman padaTIU. Indikator suatu TIU banyak namun handaknya dipilih yang betul-betul penting sehingga dapat mewakili TIU.
2)     Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalm bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar yaitu :
a.      Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas didalam kelas
b.      Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
c.      Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan kegurua lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya.
Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalamannya
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab itu, untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.
3)     Anak Didik
Adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanya memepercayakan guru untuk mendididik mereka agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
a.      Psikologis anak didik
b.      Biologis anak didik
c.      Intelektual anak didik
d.      Kesenangan terhadap pelajaran
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya pendiam, aktif, keras kepala, kreatif , manja dam sebagainya.
Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan yang mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya jumlah anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.
Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik.
4)     Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:
1.      Gaya mengajar guru
a.   Gaya mengajar klasik,
b.   Gaya mengajar teknologis,
c.   Gaya mengajar personalisasi dan
d.   Gaya mengajar interaksional
2.      Pendekatan guru
a.   Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
b.   Pendekatan kelompok
Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial
Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
3.      Strategi penggunaan metode
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Dari penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5)     Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya sudah dikemas dalam bentuk buku paket.
Ada waktu yang harus ditempuh dalam menyelesaikan buku paket tersebut misalnya 1 semester , dan kemudian guru akan membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang sistemastis dan dengan penggunaan alat evaluasi. Alat evaluasi yang umum digunakan adalah :
a.      Benar – Salah ( True – False)
b.      Pilihan Ganda ( Multiple Choice)
c.      Menjodohkan ( Matching)
d.      Melengkapi ( Completion ) dan
e.      Essay
Masing – masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru sudah menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
Benar Salah dan Pilihan Ganda adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung – untungan daripada tidak diisi.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester. Kelmahannya terletak pada pengusaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat semuatau samar-samar.
Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap dan tindakan spekulasi pada anak didik sebab alat tes ini hanya dapat dikjawab bila anak didik betul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik
Berbagai permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable , maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6)     Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah :
a.      Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas
b.      Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing
c.      Besar sedikitnya anak didik dalam kelas
d.      Berlaku jujur , baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
C.     Pemilihan Dan Penentuan Metode Dalam Pengajaran
Kedudukan metode dalam belajar mengajar sebagai alat motivasi eksrtinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan[1].
1)     Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman A.M. (1988 ; 90) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas karena Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Jadi penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2)     Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat.
Menanggapi perbedaan serap anak didik oleh karena itu memerlukan strategi pengajaran yang tepat dan metode merupakan jawabannya.
Menurut Roestiyah, N. K. (1989 ; 1)[2] guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dan dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3)     Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan merupakan cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar akan dibawa.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan meode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode merupakan pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebgai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
1.      Pemilihan dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang digunakan guru dalam pengajaran sudah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Dalam prosesnya guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Sehingga, guru pun selalu menggunakaan metode yang lebih dari satu. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran ;
1)     Nilai Strategi Metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik. Bahan pelajaran yang guru berikan akan kurang memberikan motivasi kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat.
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adaah suatu cara yang memiliki nilai strateginy adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar. Nilai strateginya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar.
Oleh karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.
2)     Efektivitas Penggunaan Metode
Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukan kelesuan, ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencari jawabannya scara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru samapikan akan sia-sia. Bisa jadi dari sekian keadaan metode salah satunya penyebabnya. Karenanya, efektivitas penggunaan metode patut dipertanyakan.
Efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pengajaran, sebagai persiapan tertulis.
3)     Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Titik sentral suatu kegiatan belajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode agar dapat mencapai tujuan pengajaran.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Oleh karena itu yang terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran.
4)     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Dalam pemilihan metode harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor lain. Sebagai suatu cara metode tidaklah berdri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, guru harus mengenal dan memahaminya dan mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode.
Winarno Surakhmad (190 ; 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut ;

1.      Anak Didik
2.      Situasi
3.      Fasilitas
4.      Guru

2.      Macam - Macam Metode Mengajar
Metode merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Berikut  contoh macam-macam metode, diantaranya ;
1.      Metode Demontrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
a.      Kelebihan metode demonstrasi
a)    Perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yang diberikan
b)    Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkrit
c)    Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar
d)    Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung
b.      Kelemahan metode demonstrasi
a)    Bila alatnya terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa
b)    Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau berjalan tergesa-gesa
2.      Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan suatu metode mengajar dimana siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia
a.      Kelebihan metode sosiodrama dan bermain peran
a)   Siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran
b)   Karena mereka bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah sosial tersebut
c)   Bagi siswa dengan bermain peran sebagai orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu
d)   Ia dapat merasakan perasaan orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian
b.      Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peran
a)   Bila guru tidak menguasai tujuan instrusional penggunaan teknik ini untuk sesuatu unit pelajaran, maka sosiodrama tidak akan berhasil
b)   Dalam hubungan antar manusia selalu memperhatikan norma-norma kaidah sosial, adat istiadar, kebiasaan, dan keyakinan seseorang jangan sampai ditinggalkan sehingga tidak menyinggung perasaan seseorang
c)   Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, maka akan mangacaukan berlangsungnya sosiodrama

3.      Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
a.      Kelebihan metode simulasi
a)   Dapat menyenangkan siswa
b)   Menggalak guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa
c)   Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya
d)   Mengurangi hal-hal yang verbalistik
e)   Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
b.      Kelemahan metode simulasi
a)   Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset
b)   Terlalu mahal biayanya
c)   Banyak orang meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting
d)   Menghendaki pengelompokan yang fleksibel
e)   Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa
4.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif[3].
a.      Kelebihan metode ceramah
a)   Materi yang diberikan terurai dengan jelas
b.      Kekurangan metode ceramah
a)   Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja.
b)   Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar.
5.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan cara lisan menyajikan bahan untuk mencapai tujuan pengajaran.
a.      Kelebihan metode tanya jawab
a)   Guru dapat mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikan
b)   Dapat digunakan untuk menyelidiki pembicaraan-pembicaaraan untuk menyemangatkan pelajar
b.      Kelemahan metode tanya jawab
a)   Guru hanya memberikan giliran pada pelajar tertentu saja
b)   Hanya dikuasai oleh siswa yang pandai
6.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
a.      Macam-macam diskusi yaitu
a)   Diskusi
b)   Publik
c)   Diskusi Fish Bowl
d)   Diskusi Panel
e)   Diskusi Simposium
f)    Diskusi Kolokium

b.      Kelebihan metode Diskusi
a)   Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikan
b)   Dapat membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
c)   Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikiranny
c.      Kekurangan metode Diskusi
a)  Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
b)  Tidak semua argument bias dilayani atau di ajukan untuk dijawab
7.      Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.
a.      Kelebihan metode penugasan
a)    Melatih siswa untuk menjadi tangungjawab
b)    Melatih siswa untuk bias belajar mandiri
b.      Kekurangan metode penugasan
a)    Kadang siswa kurang memahami tugas yang diberikan guru
b)    Membutuhkan waktu relative lama
D.     Teknik Mendapatkan Umpan Balik
1.      Memancing Apersepsi Anak Didik
Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya sehingga sikap, perilaku dan pandangan hidup anak dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya[4]. Contohnya perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh anak yang hidupnya di kota dengan anak yang hidupnya di desa.
Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak bersal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran. Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.      Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada.
Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada 6 hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
1)     Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
2)     Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
3)     Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari
4)     Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5)     Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
6)     Menggunakan metode yang bervariasi
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu :
a.      Memberi Angka; Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik.
b.      Hadiah; Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan/ cinderamata
c.      Pujian; alat motivasi yang positif
d.      Gerakan tubuh; bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain
e.      Memberi Tugas; suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan
f.       Memberi Ulangan; Salah satu strategi yang penting dalam pengajaran
g.      Mengetahui Hasil
h.      Hukuman
Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :
a.      Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi
b.      Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
c.      Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
d.      Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
e.      Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.
Macam-macam bentuk motivasi di atas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses belajar mengajar.
3.      Menggunakan Metode yang bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setip kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai satu tujuan pembelajaran diusahakan menggunakan lebih dari satu metode, dalam hal ini diperlukan penggabungan penggunaan metode mengajar. Sehingga kekurangan dari satu metode dapat tertutupi oleh metode lainnya.strategi metode mengajar yang saling melengkapi ini akan menghasikan pengajaran yang lebih baik daripada penggunaan satu metode.
Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa bosan dengan metode  ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan ini harus dialihkan dengan suasana lain, yaitu dengan metode tanya jawab, diskusi atau penugasan sehingga kebosanan itu dapat berubah menjadi suasana kegiatan jauh dari kelelsuan.
Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didikdalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu penting memahami kondisi psikologis anak didik sebelum menggunakan metode mengajar guna mendapatkan umpan balik yang optimal dari setiap anak didik.
4.      Pengembangan Variasi Mengajar
1.      Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama di tujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :
1)     Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevasi Proses Belajar Mengajar
2)     Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi
3)     Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah
4)     Memberi Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual Sebagai seseorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar.
5)     Mendorong Anak Didik untuk Belajar
Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, maupun dalam interaksi guru dengan anak didik.
2.      Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar[5]
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus perhatian. Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar.
Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:
1.      Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan ,selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses blajar mengajar yang utuh tidak rusak, prhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu
3.      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan di rencanakan oleh guru.
Demikian pembahasan mengenai prisip-prinsip penggunaan variasi mengajar. Tinggal guru saja yang harus menggunakannya secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi proses maupun produk.
3.      Komponen- komponen variasi Mengajar
Pada uraian terdahulu telah disinggung bahwa komponen-komponen variasi mengajar itu dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu variasi gaa mengajar, variasi ,media dan bahan, serta variasi interaksi. Uraian yang mendalam dari ketiga komponen tersebut adalah berikut ini:
1)     Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai salah satu  yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam prose belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan member stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai berikut.
a.      Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam interaksi, nada, volume, dan kecepatan.
b.      Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru data menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan baik-baik. Nah ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan baik-baik!”
c.      Pemberian waktu
Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertannyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.
d.      Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e.      Gerakan anggota badan (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
2)     Variasi media dan Bahan ajaran
Guna memudahkan pemahaman media pandang, media dengar dan media taktil ini dapat diikuti uraian berikut:
a.      Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seprti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, tv, radio, recorder, ganbar grafik, model, demonstrasi,dan lain lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat alat tersebut akan memiliki keuntungan:
a)  Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermafaat.
b)  Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.
c)  Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak  didik.
d)  Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seprti halnya dalam film
e)  Memberi pengalaman yang tidak mudah di capai oleh alat lain.
f)   Memberi frekuesi kerja, lebih dalam, dan vriasi belajar.
b.      Varasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar dikelas suar dguru adalah alat utama dalam komunikasi., dan ini telah pernah di singgung. Varasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar.
Yang dapat dipakai untuk itu di antaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara rekaman music, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c.      Variasi media taktil
Komponen terakhir dari ketermpilan menggukan variasi media dan bahan ajaran adalah penggunaan edia yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memnipulasi benda atau bahan ajara. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan dan pembuatan model yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil” ataupun kelomok kecil.
3)     Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangn yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a.      Anak didik berkerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.      Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi leh guru, di mana guru berbicara kepada anak didik
Di anatara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa.
Pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: flling persetujuan, penghargaan atau peningkatan, mengguanakan pendapat anak didik, bertanya, ceramah, member petunjuk, dan mengkritik. Sebaliknya, anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons dan pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga di varasi sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat diajukan keseluruh kelas atau di tujukan kepada anak didik individual. Bila dilihat dari sudut kegiatan anak didik, maka dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok, membaca secara keras atau pelan, melihat film,bekrja di laboratorium, baik bahasa maupun alam, bekerja tau belajar bebas, atau juga dpt menciptakan kegiatan sendiri.
Akhirnya, dipertegas kembali bahwa variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti vriasi gaya mengajar,variasi media dan bahan ajaran, dan variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh guru guna menggirahkan belajar anak didik dalam waktu yang reltif lama dalam suatu pertemuan kelas.


BAB III


PENUTUP



Kesimpulan
Mengajar adalah usaha membentuk kepribadian dalam kerangka yang telah ditentukan bersama. Dalam dunia pendidikan, mengajar merupakan pekerjaan profesi seorang guru. Keberhasilan siswa di masa mendatang, salah satunya ditentukan oleh bagaimana seorang guru mengajar di dalam kelasnya! Sikap, kepribadian, cara dan metode serta pendekatan yang digunakan berpengaruh terhadap sejauhmana siswa dapat menangkap pesan yang disampaikan guru tersebut.
Mengajar sukses merupakan harapan semua guru, bahkan sukses mengajar harus merupakan jargon bagi semua guru. Dengan demikian, ketika guru masuk ke dalam kelas bukan hanya sekedar untuk melunasi kewajibannya sebagai guru, akan tetapi harus memberika dampak yang baik bagi dirinya dan siswa. Harus ada hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran berupa: (1) ketercapainya kompetensi belajar (kognitif, affektif dan psikomotor); (2) ada pengalaman baru yang diperoleh siswa selama proses belajar; dan (3) terjadinya perubahan perilaku siswa. 
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mencakup serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.




[1] Bahri Djamarah, Syaiful., Satartegi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
[2] N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta
[3] N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta
[4] Yamin, Martinis.2003.MetodePembelajaran yang Berhasil. Jakarta:Sasana Mitra Suksesa.
[5] Yamin, Martinis.2003.MetodePembelajaran yang Berhasil. Jakarta:Sasana Mitra Suksesa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar