BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung merupakan bentuk
muka bumi yang menonjol dari rupa bumi di sekitar. Gunung biasanya lebih tinggi
dan curam dibandingkan bukit.
Gunung terbentuk oleh
adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dan kantung/dapur magma
sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang melahirkan gunung
api. Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktu-waktu
dapat mengalami letusan-letusan. Pegunungan dapat mempengaruhi cuaca karena
mereka menjadi hambatan bagi pergerakan awan. Semua sungai utama di dunia
dimulai dari gunung, dan lebih separuh manusia bergantung kepada gunung untuk
air.
Oleh karena itu makalah
saya akan membahas materi tentang macam-macam
gunung dan gunung berapi.
B. Rumusan Masalah
1.
Sebutkan macam-macam gunung?
2.
Pengertian gunung berapi?
3.
Sebutkan Pembagian Gunung api berdasarkan Proses
terjadinya ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui macam-macam gunung.
2.
Untuk mengetahui Pengertian gunung berapi.
3.
Untuk mengetahui Pembagian gunung berapi
berdasarkan Proses terjadinya.
BAB II
MACAM-MACAM
GUNUNG DAN GUNUNG BERAPI
A. Gunung
Definisi Gunung
merupakan bentuk muka bumi yang menonjol dari rupa bumi di sekitar. Gunung
biasanya lebih tinggi dan curam dibandingkan bukit[1].
Gunung dan pegunungan terbentuk karena pergerakan kerak bumi yang menjulang
naik. Jika kedua kerak bumi menjulang naik, pegunungan dihasilkan, sebaliknya
jika salah satu kerak bumi terlipat bawah kerak yang lain, gunung berapi terbentuk. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu;
misalnya, Encyclopædia
Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa
didefinisikan sebagai gunung.
Gunung adalah bagian
permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan
terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng. Gunung juga
merupakan buldt yang besar yang bentuknya lebih runcing dan lebih tinggi dan
permukaan bumi di sekitarnya.
Gunung terbentuk oleh
adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dan kantung/dapur magma
sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang melahirkan gunung
api. Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktu-waktu
dapat mengalami letusan-letusan.
Pegunungan dapat
mempengaruhi cuaca karena mereka menjadi hambatan bagi pergerakan awan[2].
Pegunungan Alpen merupakan pegunungan yang terbesar di Eropa dianggap masih
muda. Ini dibuktikan oleh puncak dan atap gunung yang tajam dan masih belum
terkikis menjadi tumpul oleh tindakan cuaca, air, dan angin.
Gunung meliputi 54%
wilayah Asia, 36% Amerika utara, 25% Eropa, 22% Amerika Selatan, 17% Australia
dan 3% Afrika. Secara keseluruhan, 24% dari daratan di Bumi terdiri dari
pegunungan. Selain itu, 1 dalam 10 orang tinggal di daerah pegunungan. Semua
sungai utama di dunia dimulai dari gunung, dan lebih separuh manusia bergantung
kepada gunung untuk air.
Gunung yang diakui
sebagai gunung tertinggi di dunia adalah Gunung Everest.
Tinggi gunung pada umumnya diukur dari kedalaman laut, dengan itu membuat gunung Everest 8,848 meter (29,028 kaki) tertingi di dunia. Jika ukuran ketinggian gunung di ambil dari kaki gunung sampai ke puncak, gunung Mauna Kea di Hawaii yang berdiri 10,203 meter (33,476 kaki) dari dasar lautan Pasifik adalah tertinggi di dunia. Cara mengukur ketiga adalah dari pusat bumi sampai ke puncak, menjadikan gunung Chimborazo di pegunungan Andes sebagai tertinggi.
Tinggi gunung pada umumnya diukur dari kedalaman laut, dengan itu membuat gunung Everest 8,848 meter (29,028 kaki) tertingi di dunia. Jika ukuran ketinggian gunung di ambil dari kaki gunung sampai ke puncak, gunung Mauna Kea di Hawaii yang berdiri 10,203 meter (33,476 kaki) dari dasar lautan Pasifik adalah tertinggi di dunia. Cara mengukur ketiga adalah dari pusat bumi sampai ke puncak, menjadikan gunung Chimborazo di pegunungan Andes sebagai tertinggi.
Contoh gunung api di Indonesia[3] yang dapat dijumpai di antaranya : yang berada di daratan adalah
Gurung Slamet di Jawa Tengah, Gunung Merapi di Yogyakarta, sedangkan gunung api
di laut misalnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda. Selain gunung api yang masih
aktif juga terdapat gunung yang tidak aktif atau ada yang menyebut gunung
“tidur”, artinya gunung tersebut sudah tidak mengeluarkan lagi material vulkan
baik padat maupun cair.
Contoh : gunung yang tidak aktif adalah Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Lawu di Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Bogor.
Contoh : gunung yang tidak aktif adalah Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Lawu di Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Bogor.
Macam-macam Gunung :
1. Gunung
berapi
2. Gunung tidak
berapi
B. Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api perlu
didefinisikan[4]
meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau
gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat dia meletus.
Gunung berapi terdapat di seluruh
dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi
yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik. "Pacific Ring of
Fire". Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua
lempengan tektonik (teori tektonik lempeng).
Gunung berapi terdapat dalam
beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin
bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak
aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610
tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan
keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu
berada dalam keadaan padam atau telah mati.
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya
cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang
dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Dapat juga
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat dia meletus.
Aktivitas gunungapi merupakan sebab
utama adanya sebaran panas bumi, terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari
aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas yang
ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai
sumber panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunungapi
di sepanjang jalur sesar aktif Palu - Koro, di Sulawesi.
Erupsi
adalah
fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan menjadi erupsi
letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan (non-explosive eruption).
Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma,
kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma
(magma chamber). Kekentalan magma dan kandungan gas di dalam magma ditentukan
oleh komposisi kimia magma. Pada erupsi letusan, proses keluarnya magma
disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat yang
berasal dari magma maupun tubuh gunungapi ke angkasa.
1.
Gunung api
diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu[5]:
a.
Erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama;
b.
Erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
c.
Erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar
dapat memanjang sampai beberapa kilometer;
d.
Erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang
keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung
dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
2.
Bagaimana
gunungapi terbentuk[6]
?
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur
gunungapi berbeda :
a.
Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh
sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk
busur gunungapi tengah samudera.
b.
Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam
di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan
batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian
membentuk busur gunungapi di tepi benua.
c.
Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal,
sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi
jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi
tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.
d.
Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng
memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma
ini merupakan banjir lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai.
Penampang diagram yang memperlihatkan
bagaimana gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak
samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi,
busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunung api
dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000).
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera)
pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak
Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi
muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.
(Modifikasi dari Katili, 1974).
3.
Struktur
Gunung Berapi[7]
:
a.
Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif
ataudepresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar;
b.
Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi
garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kalderaletusan, terjadi
akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kalderaruntuhan,
terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material
yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya
sebagian tubuhgunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera
erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar
menjadi kaldera;
c.
Rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada
tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhankilometer dan dalamnya ribuan
meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan
disebut graben;
d.
Depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai
dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat
ekspansi volumebesar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi.
Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan
meter.
4.
Pembagian Gunung Berapi
Gunung api dibagi berdasarkan[8] ;
Aktivitas, Proses terjadinya dan Tipe letusan.
1.
Berdasarkan
aktivitasnya
a. Gunung
api aktif, gunung api yang masih bekerjadan mengeluarkan asap, gempa dan
letusan
b. Gunung
api mati, gunung api yang tidak memilikikegiatan erupsisejak tahun 1600.
c. Gunung
api istirahat,yaitu gunung apiyang meletus sewaktu-waktu, kemudian
beristirahat, contoh : Gunung Ciremai dan Kelud
2. Berdasarkan Proses Terjadinya
a.
Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau
lava atau keduanya;
b.
Bentuk kubah, dibentuk oleh terbosan lava di kawah,
membentuk seperti kubah;
c.
Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material
sinder atau skoria;
d.
Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki
gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; Plateau, dataran
tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
3.
Berdasarkan
Tipe Letusan
a.
Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma
basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering
diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan
sederhana;
b.
Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan
Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi
pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
c.
Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif
dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat
andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batu apung dalam
jumlah besar;
d.
Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma
asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah
lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
e.
Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif
menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
f.
Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit
basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di
sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak.
Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur
dengan batuan samping berupa litik;
g.
Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe
tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah
laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi
antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya
disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi
magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.
5.
Jenis Gunung Berapi
Tipe-tipe gunung api
berdasarkan bentuknya (morfologi)[9]:
a.
Strato volcano
Tersusun
dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga
membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan,
karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.
b.
Perisai ( Shield Volcano)
Tersusun
dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak
sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh
bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
c.
Cinder Cone,
Merupakan
gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling
gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang
yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d.
Kaldera,
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang
sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung
Bromo merupakan jenis ini.
6.
Proses
Terjadinya Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat
berakibat buruk terhadap margasatwa lokal, dan
juga manusia. Apabila gunung
berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung
berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,
kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut[10]:
·
Aliran lava.
·
Letusan gunung berapi.
·
Aliran lumpur.
·
Abu.
·
Kebakaran hutan.
·
Gas beracun.
·
Gelombang tsunami.
·
Gempa bumi.
Proses
Terjadinya Letusan Gunung Berapi
Dalam beberapa letusan, gumpalan awan
besar naik ke atas gunung, dan sungai lava mengalir pada sisi-sisi gunung
tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah panas dan bara api menyembur
keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-batu panas besar terlempar tinggi
ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan yang sangat besar, begitu
besar sehingga dapat memecah-belah gunung.
Pada
dasarnya, gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam
di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi.
Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan
batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang
kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman
60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada
kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma
yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya
yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma
naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah
kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Magma chamber
inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material
vulkanik berasal.
Magma
yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan
batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus
atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak.
Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma
mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini
bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central
vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur
keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang
menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.
Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
7.
Klasifikasi
gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga
tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya[11].
- Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
- Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
- Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
Tingkat
isyarat gunung berapi di Indonesia
|
||
Status
|
Makna
|
Tindakan
|
AWAS
|
|
|
SIAGA
|
|
|
WASPADA
|
|
|
NORMAL
|
|
|
C.
Bahaya Gunung Berapi
Bahaya letusan gunungapi dapat
berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi
bencana bagi kehidupan manusia.
ü Bahaya yang
langsung (Primer) oleh letusan gunungapi adalah:
1.
Leleran lava
Leleran lava merupakan cairan
lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya.
Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah
kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat
dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran
lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga
pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari
terjangannya.
2.
Aliran
piroklastik (awan panas)
Aliran
piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan
langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada
permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan
cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran
piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara
yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250
km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak
di atas air/laut.
3.
Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari
letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu
akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini
bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan
merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada
ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat
menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.
4.
Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada
gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar
akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur
panas.
5.
Gas vulkanik beracun
Gas beracun
umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada
konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
ü Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunung api aktif:
1. Lahar Hujan
Lahar hujan terjadi apabila endapan
material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng,
terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur
yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan
batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini.
Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak
infrastruktur.
2. Banjir
bandang
Banjir bandang terjadi akibat longsoran
material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan
cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup
membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi
aliran lumpur.
3. Longsoran
vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat
letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi
sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran
vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta
kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.
D.
Penanggulangan Bencana Gunung Berapi
Dalam penanggulangan bencana letusan
gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan,
saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
1.
Sebelum terjadi letusan dilakukan :
·
Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi
aktif,
·
Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana
dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi
Gunungapi,
·
Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana
letusan gunungapi,
·
Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi
gunungapi,
·
Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi,
geofisika dan geokimia di gunungapi,
·
Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan
pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarananya.
2.
Setelah terjadi letusan :
·
Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume
hasil letusan,
·
Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
·
Memberikan saran penanggulangan bahaya,
·
Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka
panjang,
·
Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
·
Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah
menurun,
·
Melanjutkan memantauan rutin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Macam-macam Gunung :
a.
Gunung berapi
b.
Gunung tidak berapi
2.
Gunung berapi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi,
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia
meletus.
Selain itu dapat didefinisikan, Gunung berapi
adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya
cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
3.
Bentuk Gunung berapi :
a.
Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau
lava atau keduanya;
b.
Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,
membentuk seperti kubah;
c.
Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material
sinder atau skoria;
d.
Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki
gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik;Plateau, dataran
tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
DAFTAR
PUSTAKA
Listiana, Lina,dkk. 2008. Learning
Assistance Program For Islamic Schools (LAPIS) PGMI. Edisi Pertama Paket
11-20. Surabaya
Widgatmati,
Wirastuti dkk. 2006. Geografi Untuk SMP & MTs VII. Grasindo
Wie, Jay L. 2007. Exploring
Creation With Physical Science 2nd Edition. USA : Apologia Educational
Ministries, Inc.
http://ngembanguncup.blogspot.com/2009/03/pengertian-arti-definisi-gunung.html
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena taufik dan hidayah
–Nya yang diberikan tiada henti, sehingga makalah yang berjudul“ Macam-macam
Gunung dan Gunung Berapi” dapat diselesaikan.
Tidak
lupa pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selesainya makalah ini.
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas terstuktur mata kuliah “Sains Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat ”. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dan
bagi pembaca umumnya.
Cirebon, 13 April 2012
i
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II MACAM-MACAM
GUNUNG DAN GUNUNG BERAPI ...................... 2
A. Gunung............................................................................................................... 2
B. Gunung
Berapi.................................................................................................... 3
C. Bahaya
Gunung Berapi....................................................................................... 13
D.
Penanggulangan Bencana Gunung Berapi.......................................................... 15
BAB III
PENUTUP...................................................................................................... 16
Kesimpulan.............................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA
ii
|
[1] Jay L.Wie.Exploring Creation With Physical
Science 2nd Edition. (USA : Apologia Educational Ministries, 2007) hlm. 151
[2] [2]
Jay L.Wie.Exploring Creation With Physical Science 2nd Edition. (USA : Apologia
Educational
Ministries, 2007) hlm. 152
[10] Jay L.Wie.Exploring Creation With Physical
Science 2nd Edition. (USA : Apologia Educational
Ministries, 2007) hlm. 154
blognya bagus dan keren abis
BalasHapus:) Thanks. . .. Sudah berkunjung.
Hapussemoga bermanFaat.